JATIMTIMES - Real Estate Indonesia (REI) menegaskan komitmennya untuk mendukung program nasional pembangunan 3 juta rumah yang dicanangkan pemerintah. Hal tersebut juga sebagai bentuk komitmen dalam mendukung program prioritas nasional.
Wakil Sekretaris Jenderal DPP REI, Tri Wedianto, menegaskan bahwa organisasi pengembang ini akan terus berkolaborasi dengan pemerintah. Termasuk bersama daerah untuk mempercepat realisasi program rumah murah.
Baca Juga : Antara Pasal dan Nurani: Unisma Menyuarakan Hukum yang Tak Kering Moral
“REI kan organisasi perusahaan pengembang. Tujuannya jelas, membangun rumah. Sekarang ada program 3 juta rumah, tentu kami ikut mensukseskan itu bersama pemerintah daerah,” ujar Tri usai mendampingi kunjungan Menteri Koordinator Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait di Perumahan ASN, Kota Malang Jumat (17/10/2025).
Ia berharap kolaborasi antara pengembang, pemerintah daerah, dan berbagai pihak terkait dapat semakin kuat agar masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) bisa segera menikmati hunian layak dan terjangkau.
Namun, di balik semangat itu, asosiasi pengembang tersebut mengaku masih dihadapkan pada berbagai kendala teknis di lapangan, terutama soal perizinan.
Ketua DPD REI Jawa Timur, Muhammad Ilyas, menyebutkan bahwa sejumlah persoalan itu sudah disampaikan langsung kepada Menteri ATR/BPN Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, serta Menteri Perumahan Rakyat dan PUPR.
“DPD REI Jatim komitmen untuk mendukung program 3 Juta Rumah yang dicanangkan Presiden. Tapi dalam pelaksanaannya memang banyak kendala,” ujarnya.
Menurut Ilyas, hambatan terbesar datang dari lamanya proses perizinan. Ia mencontohkan, ada daerah yang mengurus Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) bisa memakan waktu hingga satu tahun.
“Padahal Pak Tito menyampaikan bahwa mengurus PBG itu idealnya 15 hari. Tapi faktanya, ada daerah yang sampai setahun. Ini kan jadi preseden buruk,” tegasnya.
Ilyas menambahkan, pihaknya telah menyampaikan berbagai usulan agar pemerintah daerah bisa mempercepat proses perizinan dan mempermudah realisasi pembangunan rumah rakyat.
Dari sisi capaian, saat ini Jawa Timur baru membangun sekitar 14 ribu unit rumah, angka yang dinilai masih kecil dibandingkan potensi daerah dan jumlah penduduknya yang mencapai hampir 30 juta jiwa.
Baca Juga : Melek Jaminan Sosial Sejak Dini, BPJS Ketenagakerjaan Edukasi Siswa SMK di Blitar
“Dengan jumlah anggota REI terbesar nomor satu di Indonesia, kontribusi Jatim seharusnya bisa lebih besar. Karena itu, kami targetkan hingga akhir tahun ini bisa menambah 3.000 hingga 4.000 unit lagi,” tandasnya.
Sementara itu Menko PKP Maruarar Sirait menyampaikan apresiasinya atas komitmen bersama yang telah dibangun dalam mewujudkan program tersebut. Baik bagi REI maupun Pemkot Malang.
Ia menyampaikan, hingga 16 Oktober 2025, total rumah yang sudah dibangun dan diserahkan mencapai 202.267 unit, dari target nasional 350 ribu unit rumah bersubsidi.
Selain itu, ada sekitar 47 ribu unit masih dalam proses pembangunan, sementara 2.045 unit siap huni (ready stock) menunggu akad kredit.
“Program ini luar biasa, karena bunganya disubsidi lima persen setahun, bahkan tahun ini tanpa bunga sesuai keputusan Presiden Prabowo. DP hanya 1 persen dan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) juga dapat BPHTB serta PBG gratis,” jelas Ara.
