JATIMTIMES - Peringatan HUT RI ke-80 di Dusun Semboro Lor Desa Semboro Kecamatan Semboro, dihiasi dengan adanya Lomba Sambitan Layangan.
Sore hari, langit tak hanya dihiasi awan tipis yang mengambang, tapi juga dipenuhi warna-warni layangan yang saling mengadu di atas persawahan. Sebuah tradisi sederhana bernama sambitan layangan kembali menyatukan lintas generasi, dari anak-anak, remaja, hingga para orang tua yang rindu akan keseruan masa kecil.
Baca Juga : Charlie Kirk, Aktivis Konservatif Sekutu Donald Trump Tewas Ditembak saat Debat Kampus
Di tengah derasnya gempuran permainan digital dan layar-layar ponsel yang membius, sambitan hadir seperti napas segar. Ia bukan sekadar permainan, tapi ruang sosial yang membuat orang-orang saling terhubung di dunia nyata.
"Dari pada melihat anak-anak main handphone terus, kasihan. Mereka perlu hiburan yang lain," kata Nimun (55), warga Dusun Semboro Lor. sambil menenteng tas ransel penuh berisi gulungan senar glasan, senar andalan dalam sambitan.
Meski usianya tak lagi muda, Namun masih bersemangat menantang anak-anak dan remaja dalam adu layangan. Di matanya, ini bukan soal menang atau kalah, tapi soal menjaga semangat kebersamaan. Ia menceritakan, sekitar pukul 13.00 WIB anak-anak sudah ramai berkumpul, duduk menanti angin sore dan aksi para ‘senior’.
Ketika jarum jam mendekati 15.00, para orang tua mulai berdatangan, membawa layangan andalan dan nostalgia masa kecil.
"Kalau sudah putus ya begitu, anak-anak langsung rebutan. Kadang sampai duel kecil di sawah yang becek," ujar Nimun sambil tertawa melihat anak-anak berlarian berebut layangan yang jatuh.
Tradisi ini bukan barang baru. Di Semboro Lor, anak-anak biasanya sambitan layangan hanya untuk bermain. Namun kali ini sekumpulan warga menamakan Pemuda Semboro Lor berinisiasi mengdakan lomba Sambitan Layangan yang pemenangnya mendapatkan hadiah kambing.
Bagus Hartanto (25), salah satu panitia pelaksana lomba mengatakan, lomba sambitan layangan ini menjadi jembatan antara generasi muda dan tua. Namun kata Bagus hingga kini permainan tradisional ini agak sepi peminatnya.
Baca Juga : 1.128 KIA Terbit Lewat Lapak Maini, RSUD Wlingi Tertinggi, Puskesmas Kesamben Penggerak
"Di momen HUT RI yang ke-80 ini mari kita bernostalgia. Dan dari pada anak-anak main HP terus, mending begini. Mereka jadi kotor, tapi juga bahagia," ujarnya.
Bagus menjelaskan, lomba sambitan layangan kali ini juga berdampak luas. Banyak warga yang datang untuk melihat perlombaan ini dapat menumbuhkan usaha kecil seperti penjual es, cilok dan lain lain.
"Alhamdulillah, peserta tembus 200 lebih, kita batasi khusus warga yang berdomisili di Dusun Semboro Lor saja. Perlombaan ini murni dari hasil swadaya warga," katanya.
Bagus menambahkan tradisi sambitan layangan ini tak hanya menjaga semangat bermain di luar ruang, tetapi juga menjadi ruang edukatif bagi anak-anak untuk belajar nilai sportivitas, solidaritas, dan kearifan lokal.
"Harapan kami perlombaan sambitan layangan ini memberi contoh bagaimana sebuah tradisi bisa menjadi jembatan antar generasi, yang membuat kita semua makin tahu Indonesia dari hal-hal sederhana yang membahagiakan. Kami pemuda semboro lor bertekad akan menjadiakan perlombaan ini kalender tahunan," pungkasnya. (*)