Jatim Times Network Logo
Poling Pilkada 2024 Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Poling Pilkada 2024
Pemerintahan

Harga Gabah Naik, Petani Malang Nikmati Hasil Panen

Penulis : Riski Wijaya - Editor : Dede Nana

21 - Sep - 2025, 15:33

Placeholder
Kepala Dispangtan Slamet Husnan mendampingi Wali Kota Malang Wahyu Hidayat dan Forkopimda meninjau lahan pertanian di Kedungkandang.(Foto: Riski Wijaya/MalangTIMES).

JATIMTIMES - Aktivitas penggilingan padi di Kota Malang mengalami penurunan akibat keterbatasan stok gabah. Menurut Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang, Slamet Husnan, kondisi tersebut bukan hal baru, melainkan siklus tahunan yang terjadi menjelang masa panen.

Di mana pada Agustus, masa panen memang mulai menurun. Akibatnya penggiling juga berangsur kehabisan stok gabah. Kondisi akan kembali normal diperkirakan pada November mendatang.

Baca Juga : Maskapai Fly Jaya Siap Mengudara, Kirim Tim ke Jember untuk Ground Handling

“Sejak Agustus memang masa panen mulai menurun. Jadi penggiling padi kehabisan stok gabah. Nanti pada November–Desember mulai masuk musim panen lagi, sehingga stok gabah meningkat dan penggilingan tidak kesulitan beroperasi,” jelas Slamet.

Namun demikian, petani di Malang dapat lebih sedikit tersenyum pada masa panen kali ini. Hal itu lantaran para petani mampu menjual gabahnya dengan harga di atas harga eceran tertinggi (HET).

Pemerintah telah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) gabah sebesar Rp6.500 per kilogram. Namun, di lapangan banyak petani yang bisa menjual di atas harga tersebut karena kualitas gabah Kota Malang dinilai cukup bagus.

“Iya betul, HET gabah Rp6.500 itu membantu petani. Dengan harga tersebut saja mereka sudah merasa terbayar atas usaha mulai dari modal benih, pupuk, perawatan, hingga panen," tutur Slamet.

Slamet menjelaskan bahwa di lapangan, sejumlah petani pun mampu menjual gabahnya dengan harga di atas HET. Tentu hal itu juga karena kualitas gabah yang semakin bagus.

"karena kualitas gabah kita bagus, harganya bisa naik sampai Rp7.000–Rp7.200 per kilogram,” imbuh Slamet.

Baca Juga : KIA Kota Malang Lampaui Target, Setiap Bayi Baru Lahir Dapat Identitas

Tentu penjualan ganah oleh petani dengan harga di atas HET justru memberikan keuntungan. Pasalnya, mereka telah bekerja keras selama kurang lebih 100 hari sejak proses persemaian hingga panen.

“Kalau dijual di atas Rp6.500 tidak apa-apa, itu malah keuntungan petani. Selama ini mereka sering dalam posisi kurang diuntungkan, padahal pekerjaan di sawah cukup berat,” tuturnya.

Sementara itu, bagi pengusaha penggilingan, peluang untuk kembali berproduksi akan terbuka lebar ketika stok gabah melimpah di musim panen mendatang.

Apalagi dengan HET beras medium yang telah ditetapkan sebesar Rp13.500 per kilogram, aktivitas giling diperkirakan akan kembali normal mengikuti hukum ekonomi, ketika stok barang melimpah, harga cenderung stabil atau menurun.


Topik

Pemerintahan gabah harga gabah dispangtan kota malang gabah kota malang



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Bojonegoro Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Riski Wijaya

Editor

Dede Nana