Kalender Jawa Senin Pon 13 Oktober 2025: Watak, Rezeki, Jodoh, dan Pekerjaan

13 - Oct - 2025, 06:57

Kalender Oktober 2025. (Foto: Enkosa)

JATIMTIMES - Senin (13/10/2025) bertepatan dengan pasaran Pon dalam penanggalan Jawa. Berdasarkan kalender Jawa, hari ini jatuh pada 20 Bakda Mulud 1959 tahun Dal dan berada dalam Wuku Gumbreg. Weton hari ini adalah Senin Pon dengan jumlah neptu 11 (Senin = 4, Pon = 7).

Dalam kepercayaan masyarakat Jawa, weton dianggap menggambarkan watak, rezeki, jodoh, hingga arah kehidupan seseorang. Banyak orang Jawa masih menjadikan primbon sebagai pedoman untuk menentukan hari baik dalam berbagai urusan penting seperti pernikahan, membuka usaha, hingga melakukan perjalanan jauh.

Baca Juga : Tim SAR Muncar Banyuwangi Evakuasi Korban Kecelakaan Laut KM Anugerah Indah 

Orang yang lahir pada weton Senin Pon dikenal memiliki karakter yang teguh pendirian, sopan, dan berhati-hati. Pemilik weton ini juga dikenal ramah, waspada, serta tidak mudah goyah dalam mengambil keputusan. 

Senin Pon juga termasuk tipe yang pandai berbicara dan memiliki kemampuan mengarang atau menyusun kata-kata dengan baik.

Namun di sisi lain, weton ini juga memiliki sisi rapuh. Pemilik Senin Pon cenderung mudah mengagumi sesuatu hingga terkadang terbawa perasaan dan mudah patah semangat saat menghadapi masalah berat. Meski demikian, sikap hati-hati pemilik weton ini sering membuat keputusan yang diambil lebih matang dan jarang merugikan diri sendiri.

Pangarasan Senin Pon disebut Aras Tuding, yang bermakna seseorang yang sering “ditunjuk” dalam hal positif. Artinya, mereka kerap dipercaya dalam urusan penting, mendapat kesempatan memimpin, atau ditunjuk menduduki jabatan strategis.

Namun sisi lain dari Aras Tuding juga perlu diwaspadai. Dalam kondisi tertentu, orang dengan weton ini bisa saja menjadi sasaran tudingan dalam hal negatif. Karena itu, penting bagi pemilik Senin Pon untuk tetap rendah hati dan berhati-hati dalam bertindak agar tidak menimbulkan salah paham.

Pancasuda dari weton Senin Pon adalah Sumur Sinaba, yang berarti “dadi pangungsening kapinteran”. Maknanya, orang dengan weton ini dianugerahi kecerdasan, wawasan luas, dan kebijaksanaan dalam berpikir. Senin Pon juga sering dicari orang lain untuk dimintai nasihat, petuah, atau pandangan karena pengetahuan dan kemampuan analisisnya yang kritis.

Kebijaksanaan inilah yang menjadikan Senin Pon sosok yang berwibawa dan disegani di lingkungannya. Banyak di antara pemilik weton ini yang berhasil menjadi penasehat, guru, atau tokoh panutan di komunitasnya.

Weton Senin Pon saat ini berada dalam Wuku Gumbreg. Dewa yang menaungi wuku ini adalah Bathara Cakra, yang dikenal memiliki sifat jujur, ikhlas, dan berbicara apa adanya tanpa ditutup-tutupi.

Ungkapan dalam primbon menggambarkan Bathara Cakra dengan simbol “kaki depan mencelup di air.” Artinya, ucapan orang dengan wuku ini terdengar lembut dan menyenangkan di awal, namun bisa tegas dan keras di belakang jika dibutuhkan.

Gedhong-nya di belakang, menandakan sifat rela dan tidak pelit. Pemilik weton ini tidak segan berbagi dan merelakan apa yang dimilikinya demi kebaikan bersama.

Baca Juga : Bank Jatim Cabang Batu dan UM di Gelaran Fun Walk: Kolaborasi Strategis yang Tumbuh dari Langkah Sehat

Sementara itu, pohonnya adalah beringin, yang melambangkan keteduhan dan perlindungan. Orang dengan simbol ini biasanya disenangi banyak orang karena membuat orang lain merasa aman dan terlindungi.

Burung yang menaungi wuku ini adalah ayam hutan, lambang kecerdikan, kefasihan berbicara, dan daya tarik alami yang membuatnya disenangi oleh orang besar atau atasan.

Dalam primbon disebutkan, pengaruh Wuku Gumbreg membuat pemilik Senin Pon tampak berwibawa dan dipercaya dalam pekerjaannya. Ia digambarkan seperti “petir menyambar” yakni penuh semangat dan cepat bertindak, namun terkadang kurang mempertimbangkan akibat jangka panjang.

Sifat ini bisa menjadi kekuatan maupun kelemahan. Di satu sisi, Senin Pon mudah mendapatkan kepercayaan dan peluang besar. Di sisi lain, perlu belajar menahan diri dan tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan penting.

Selain itu, lambangnya adalah kayu yang mati, dengan bahaya “kalap di air.” Ini bermakna bahwa orang dengan weton ini harus berhati-hati dalam menghadapi emosi atau konflik, karena jika terbawa perasaan, bisa kehilangan arah dan menyesal di kemudian hari.

Dalam primbon Jawa, disebutkan bahwa Kala untuk wuku Gumbreg berada di arah Selatan. Karena itu, disarankan untuk tidak bepergian ke arah Selatan selama tujuh hari dalam wuku ini, terutama untuk urusan penting, agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.

Wuku ini juga dianggap kurang baik untuk aktivitas seperti menanam atau memulai proyek baru, karena bisa mendatangkan hambatan di tengah jalan.

Dalam urusan asmara, weton Senin Pon (neptu 11) paling cocok dengan pasangan yang memiliki jumlah neptu 7, 13, atau 18. Beberapa kombinasi weton yang dianggap serasi antara lain Selasa Legi (7), Sabtu Pahing (13), Minggu Kliwon (13), Kamis Legi (13), Sabtu Wage (13) dan Jumat Pon (18).