Taman Kawasan Sultan Agung Kota Batu Bersolek, Begini Penjelasan DLH
Reporter
Prasetyo Lanang
Editor
A Yahya
14 - Sep - 2025, 04:18
JATIMTIMES - Taman median jalan di Kawasan Jalan Sultan Agung Kota Batu tengah bersolek. Mulai dari perubahan warna hingga penambahan cahaya untuk menarik perhatian wisatawan. Perubahan wajah di kawasan taman ini pun menuai banyak masuka kritikan hingga penasaran dengan hasil akhirnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu Dian Fachroni mengatakan, revitalisasi itu tak bisa dihindarkannya dari komentar publik meski belum tuntas pengerjaan. Mulai dari warna, bentuk sclapcture hingga taman di sekitarnya.
Baca Juga : Balai Besar TNBTS Kecam Paralayang di Bromo: Kawasan Sakral Masyarakat Tengger
Berdasarkan pantauan di berbagai platform media sosial, warganet Kota Batu memberikan komentar sekaligus saran terhadap jalan ikonik Kota Batu itu. Mulai dari pemilihan warna yang dianggap mentereng hingga taman yang kurang menarik. "Semuanya masih dalam prores, belum jadi," kata Dian Fachroni menanggapi, Minggu (14/9/2025).
Untuk diketahui, peremajaan ulang pulau di sepanjang Jalan Sultan Agung akan digarap bertahap. Lima pulau jalan lain meliputi ruas Jalan Imam Bonjol hingga ujung pertigaan Museum Angkut.
Salah satu yang jadi buah bibir adalah patung baru berbentuk apel besar di depan geung Koramil Kecamatan Batu. Termasuk mengalami warna-warna yang digunakan di sejumlah bagian lain. "Seperti warna hijau stabilo pada ikon apel besar di ujung jalan. Itu perlu warna polos terang yang berguna untuk memantulkan proyektor untuk media video mapping," jelas Mantan Kabag Pengadaan Barang dan Jasa Kota Batu itu. "Video mapping masih dites, posisi belum tepat, dan konten juga belum ditentukan. Masih trial," imbuhnya.
Dian menyebut, ada beberapa alasan tertentu dalam pemilihan desain revitalisasi pulau jalan. Salah satunya menjelaskan kondisi biologis dan sosiologis kota. Di antaranya keterangan delapan gunung yang mengililingi di ikon kedua.
"Kota Batu dikelilingi delapan gunung, meliputi Gunung Anjasmoro, Gunung Arjuno, Gunung Banyak, Gunung Kawi, Gunung Panderman, Gunung Semeru, Gunung Welirang dan Gunung Wukir. Hal itu juga bertujuan menginformasikan kepada wisatawan pecinta alam jika ingin memilih opsi jalur pendakian," terang Dian.
Bendera negara ASEAN yang juga baru terpasang, lanjutnya, juga sebagai wujud apresiasi dan peomosi. Bahwa Kota Batu kerap menjadi jujugan negara ASEAN sebagai eco tourism.
Baca Juga : Fadli Zon di Candi Penataran Blitar: Budaya Jadi Mesin Pembangunan
Dirinya menyebut ada beberapa kendala dalam proses revitalisasi. Seperti masih banyak tiang listrik dan telepon yang menghalangi proses pengerjaan. "Kami sudah bersurat juga, masih menunggu pelepasan," jelas Dian.
Beberapa objek lain yang belum terpasang seperti pepohonan dan tanaman hias bunga di sekitar patung. Namun, dirinya masih mempertimbangkan jenis pohon dan bunga yang akan ditanam. Sebab, posisinya berada di sekitar kabel sutet.
"Ada maksimum ketinggian karena lendutan kabel sutet. Jadi penanaman pohon fokus di pedestrian jalan. Di pulau jalan, pohon rendah dimungkinkan," tuturnya.